"Sekali merdeka tetap
merdeka,
Selama hayat masih
dikandung badan.
Kita tetap setia, tetap
setia
Mempertahankan Indonesia…."
Tujuh puluh lima tahun sudah
lagu ini menggema di penjuru Indonesia. Kemerdekaan yang sudah berhasil diraih
oleh para pejuang bangsa.
Bicara tentang 75 tahun
kemerdekaan, bicara juga tentang apa saja yang sudah kita lakukan untuk
mengisinya?
Karena bukan lagi bambu
runcing yang kita hunus untuk menjaga teritorial bangsa, tak lagi serupa
letupan bedil untuk membuatnya tetap jaya, bukan… bukan itu.
Bila rasa nasionalisme itu
begitu kuat, maka pastilah terpikir untuk melakukan banyak hal baik untuk
menjaga kejayaannya.
Lima aksi nyata untuk mengisi
kemerdekaan yang juga menjadi bukti kalau kita generasi peduli;
1. Membaca Sejarah Negara
Kemarin, saat mengisi acara
di Pameran Buku dan Literasi bersama FLP Bali, saya mendapatkan satu 'harta
karun', salah satu buku koleksi perpustakaan daerah Bangsal tepatnya di Pasraman
Puri Puncak Bangsal - Monumen Perjuangan Bangsal, Dalung, Sempidi, Kabupaten
Badung.
Buku berjudul Gajah Mada - Sumpah Di Manguntur karya Langit
Kresna Hariadi, begitu mencuri perhatian. Tak mau menunggu lama, saya
memberanikan diri meminjamnya dari seorang protokol yang saat itu ditugasi
menjaga area pameran (khususnya buku milik perpustakaan). Alhamdulillah beliau
mengizinkan, pulang membawa kebahagaiaan yang sulit diungkapkan. Begitu sampai
rumah, berbenah dan berberes, lembar demi lembar mulai saya lahap.
Mata tertambat pada sederet kalimat pengantar dari Mayjen (Purn). Susanto Darus,
"Sejarah akan
menambatkan diri di bingkai karangan dan nostalgia."
Mencintai sejarah, berarti
juga peduli akan daya upaya para pejuang dalam meretas asa menuju satu kata KEMERDEKAAN.
Detik itu saya menambatkan
hati pada buku itu dan siap berkelana bersamanya hingga ujung kata di lembar
tempat kata TAMAT bertahta.
Nantikan resensinya di postingan berikutnya :)
2. Terus Bergerak, Berkarya, Anti Mager
Bersama siswa SMA daerah
Badung dalam Pameran Buku & Literasi
13 – 16 Agustus 2020,
Monumen Perjuangan Bangsal.
Muda malas gerak, tua merana.
Mungkin itu sebuah analogi saya untuk kaum muda yang bertubuh dan berakal sehat
tapi malas. Huhh..! sungguh sayang bukan kepalang.
Bayangkan, kalau dulu para
pemuda pejuang bangsa malas berjuang, apakah kini kita bisa menikmati hasilnya?
Tentulah tidak.
Memacu diri untuk terus
berkarya, melawan kemalasan. Gagal coba lagi, gagal coba lagi, muara kesuksesan
hanya menanti mereka yang mau berusaha tanpa kenal menyerah.
Semangatmu, masa depan bangsamu!
Kemerdekaan hanya milik mereka yang tak malas gerak.
3. Tidak Mudah Percaya Berita Hoaks
Bebasnya berita yang beredar di dunia maya membuat kita jadi orang yang begitu mudah memberi penilaian atas satu hal. Tanpa mau repot menelisik, mengecek ulang akan validasi berita yang disebarkan. Ingat, penebar isu tertawa terbahak di belakang layar melihat kita manggut-manggut menyetujui berita yang mereka sebarkan.
Baca - Telisik - Percayai, 3 senjata membentengi diri dari berita tak bertanggung jawab.
Jangan biarkan kemerdekaan kita dalam mengosumsi berita jadi tercemari hoaks tak bertanggung jawab.
4. Be Selective
Ketua FLP Bali dan Badung bersama Duta Bahasa
Provinsi Bali
Kawan... mereka yang
terjerumus narkoba tak semuanya adalah orang jahat. Mereka hanya keliru memilih
lingkungan bergaul. Membiarkan diri larut lalu dikuasai oleh sesuatu yang salah
tanpa pernah sempat membentengi diri.
Memilih bukan berarti
sombong, itu hanyalah langkah melindungi diri. Karena sekali terjerembab maka
akan sangat sulit untuk keluar dari cengkraman itu.
Sebelum terlambat segera sadar, tetapkan tujuan hidup, berkumpul dengan mereka yang se-visi denganmu. Semua itu akan mendatangkan semangat baru untuk mewujudkan sesuatu yang menjadi cita-cita.
Kemerdekaan memilih ada pada dirimu sendiri. Jangan mau terbelenggu oleh sesuatu yang bukan dirimu.
5. Teladan Meneladani
Sebagai orangtua tentunya kitalah teladan pertama bagi anak. Teladan adalah satu bentuk sikap mencontohkan kebiasaan baik kepada anak. Disiplin diri menjadi kuncinya. Ingin anak suka membaca maka teladani, contohkan dan fasilitasi agar tak berujung pada perintah saja tanpa aksi nyata.
Kelak anak-anak kita berhak menikmati kemerdekaan di masa depannya. Bekali mereka dengan sesuatu yang baik, agar kelak menjadi generasi yang kuat.
***
Dirgahayu Indonesiaku yang
ke 75.
Semangat kami pejuang kemerdekaan akan selalu
mengiringimu.
Merdeka… Merdeka… Merdeka…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar