Resensi Buku : LALITA - 51 Cerita Perempuan Hebat Indonesia


 




Judul Buku ; LALITA – 51 Cerita Perempuan Hebat Indonesia

Penulis : Abigail Limuria & Grace Kadiman

Editor : Anita Putri

Penerbit : Lalita Project

Cetakan : I, 2019

Tebal : 107 hlm, art paper

 

***

Assalamualaikum Bunda Hebat…

Waktunya ngobrolin buku lagi nih bun. Ingin tanya nih bun, kira-kira apa sih yang buat bunda tertarik pada sebuah buku?

Apakah tertarik oleh desain sampulnya, judulnya yang memancing rasa ingin tahu atau mungkin kutipan yang ada di belakang buku?

Ya, ketiganya kadang jadi alasan kita memilih buku tertentu. Khusus untuk buku LALITA ini terpilih karena isi di dalamnya yag syarat inspirasi menggerakkan hati dari perempuan hebat Indonesia.

Abigail dan Grace meramu buku  Lalita : 51 Cerita Perempuan Hebat Indonesia dengan cara sederhana dalam bentuk cerita pendek diakhiri oleh kutipan yang mencerminkan perjuangan hidup si tokoh tersebut. Tiap kisah memiliki ilustrasinya sendiri, mereka para illustrator muda Indonesia. Inilah yang unik, karena tiap gambar memiliki kekhasan tersendiri.

Perempuan Indonesia dari berbagai latar belakang dan profesi mulai dari seniman, insinyur, bankir, olahragawan, ilmuwan, penyanyi, akitvis, jurnalis, galerist, pematung, perancang busana, fotografer, pembalap, presenter. politikus, pelawak hingga menteri.

Merekalah perempuan yang tidak hanya hebat, berprestasi, mandiri namun tetap mengingat akan kodratnya sebagai perempuan, istri dan seorang ibu.

Filosofi di balik ilustrasi desain sampulnya yang berwarna pastel nan elegan dengan deretan perempuan yang berbeda warna kulit, pakaian menunjukkan betapa keberagaaman itu ada bukan untuk saling menjatuhkan tapi untuk saling melengkapi.

 

***

Diantara 51 tokoh perempuan itu, ada enam yang menjadi favorit saya diantaranya;


Meira Anastasia




Menjadi penulis telah mejadi impiannya sejak kecil, sebuah cita-cita yang berawal dari kegemaran membaca buku.

Ketidakpercayaan diri sempat menghambat tercapainya cita tersebut, kondisi itu terlihat oleh sang suami Ernest Prakarsa yang berprofesi sebagai sutradara.

Ernest mengajak Meira mengerjakan proyek film pertama mereka Susah Sinyal sebagai penulis naskah. Film yang memperoleh penghargaan untuk skenario terbaik di Indonesian Box Office Movie Award 2018.

Kepercayaan dirinya perlahan terpupuk, satu hal yang membuatnya berani menulis buku solo pertamanya Imperfect.

 

Butet Manurung




Kecintaannya pada hutan berawal dari buku bacaan yang membuatnya merasa terpanggil. Keinginan yang membuatnya memutuskan untuk mengambil ke jurusan Antropologi agar bisa berpetualang mengenal suku dan kebudayaan manusia.

Kesempatan meneliti pendidikan anak-anak hutan Jambi membawanya pada sebuah keputusan besar mendirikan Sokola Rimba. Sekolah bagi mereka anak-anak hutan agar tak lagi buta aksara.

“Ibu, kami sudah bisa baca-tulis, kok hutan kami masih habis?” pertanyaan membuat Butet menambahkan pelajaran advokasi, hak dan hukum agar orang rimba bisa melindungi hutan dan tanah mereka.

Butet terpesona akan petualangan dan hutan telah berhasil membuatnya meraih mimpi melalui “Sokola Rimba”. Sebuah hidup penuh petualangan, alam dan bisa berguna bagi banyak orang.

 

Isabel dan Melati Wijsen




“Cukup.” Isabel dan Melati terdorong untuk melakukan gerakan perubahan saat disadari kalau lingkungan tempat mereka tumbuh tidak sebersih dulu. Tumpukan sampah plastik menjadi pemandangan nyata.

Mereka memulai gerakannya dengan menemui Gubernur Bali, meskipun ditolak dan diremehkan banyak orang tapi menyerah tak menjadi pilihan.

Isabel dan Melati melakukan gerakan mogok makan selama 24 jam yang akhirnnya menyentuh hati Gubernur Bali dan mau menemui mereka. Pertemuan itu jadi gerbang pembuka munculnya gerakan Bye Bye Plastic Bag di Bali tepatnya di tahun 2019.

Mereka mendapatkan penghargaan “Anak Remaja Paling Berpengaruh” oleh Forbes, Times, dan CNN.

“Kami, anak-anak, mungkin 25% populadi dunia, tetapi kami adalah 100% masa depan.”

 

Nadya Hutagalung




Nadya kecil tumbuh dikelilingi alam di pedesaan Australia. Sejak dini sang ibu telah mengajarannya untuk menghargai kehidupan.

Seorang editor majalah Elle di Sydney kagum dengan kecantikan Nadya dan menawarinya menjadi model.

Dia tumbuh menjadi model Internasional. Terkenal tak membuatnya melupakan alam, tempatnya berasal, dia pun terpanggil untuk ikut berkontribusi dalam mencegah kepunahan binatang.

Bersama kru Asia’s Next Top Model, Nadya membuat film berjudul Let Elephants Be Elephants. Film yang berhasil menurunkan angka penjualan gading gajah Asia dan Afrika.

Dan sampai hari ini Nadya masih aktif membantu dunia dan hewan-hewan yang harus dilindungi.

  

Susi Pudjiastuti




“Tenggelamkan.” Seruan tegas Ibu Susi melawan kapal-kapal ikan illegal.

Ibu Susi tumbuh di desa kecil di Jawa Barat yang dikenal dengan nama Pangandaran, desa yang dekat dengan pantai. Sejak kecil ia melihat bagaimana kekayaan laut yng memberikan hidup bagi banyak keluarga.

Sampai saat kapal-kapal ikan illegal itu masuk ke Indonesia dari tahun 2000-an dan menggerus kekayaan alam yang membuat nelayan kehilangan pekerjaannya.

Susi yang gigih membuat namanya terus dikenal sampai saat ketika Pak Jokowi memintanya menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan untuk periode 2014-2019.

Di bawah kepemimpinannya laut Indonesia bebas dari kapal illegal, kehidupan nelayan membaik, penghasilan laut meningkat.

Ketegasan dan kedekatannya dengan masyarakat membuatnya jadi salah satu menteri paling popular dan dicintai.

 

 Okky Madasari




“Jangan anggap remeh cerita dari ibumu, nenekmu, orang-orang di sekitarmu. Hal ini sebenarnya sangat berharga. Inspirasi bisa dari mana pun termasuk dari orang yang ada di sekitar kita.”

Dialah Okky Madasari, seorang jurnalis yang akhirnya memutuskan untuk menjadi penulis. Menulis menjadi media paling tepat baginya untuk menyampaikan kegelisahan dan perasaannya dengan bebas.

Novel pertamanya Entrok diterima sangat baik dengan tulisan menyentuh, berisi kritik sisi kehidupan yang sempat membuat gelisah hatinya. Dia pun percaya tulisan dapat menggerakkan hati, mengubah keadaan dan membuka pikiran banyak orang.

Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa diterimanya di usia yang masih terbilang muda. Satu penghargaan sastra Indonesia yang palig dihormati.

 ***

Selain enam cerita itu masih ada puluhan kisah inspiratif dan menyentuh lainnya. Tiap kisah punya arti dan ada yang melatarinya.

Buku ini termasuk salah satu buku motivasi yang patut dibaca generasi muda. Hanya sayangnya penjabaran tiap tokoh saya rasa terlalu singkat, kurang mendalam. Mungkin karena banyaknya narasumber yang dimasukkan sehingga ruang pun harus disesuaikan. 

Singkat namun esensi masih dapat dirasakan.

 ***

Kisahmu akan seperti apa?

Jajanan Masa Kecil yang Bikin Kangen


 

www.minamegawati.com


Assalamualaikum Bunda Hebat…

Gimana kabarnya bunda? Semoga selalu dalam keadaan baik dan bahagia.

Kebahagiaan dan ketenangan diri menjadi satu hal penting yang nggak boleh diabaikan lho, apalagi di masa sulit seperti ini.

Banyak hal yang berubah dalam kurun tujuh bulan terakhir, tepatnya sejak virus corona merebak di tanah air. Mulai dari pola aktivitas sehari-hari, anak-anak yang full ada di rumah, kondisi ekonomi keluarga dan masyarakat yang turut berubah drastis.

Bersikap waspada dan berhati-hati di masa pandemi tentulah penting, namun tetap pada takaran yang ya bun jangan over. Rasa takut dan khawatir akan memicu gangguan mental dan menjadi cikal terganggunya kesehatan fisik.

Memberi asupan makanan yang baik juga salah satu bentuk selfcare lho bun. Bicara tentang makanan saya teringat jajanan pasar yang saya hunting saat pulang kampung pekan lalu.

Jajanan masa kecil yang begitu sederhana, berbeda dibanding makanan anak zaman sekarang yang penyebutannya saja udah bikin lidah melintir (pake bahasanya orang bule), hehehe...

Kami mengunjungi pasar tradisional dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat, Bun. Pakai masker, cuci tangan, membawa hand sanitizer, tissue basah dan kering pokonya lengkap untuk dibawa ke mana pun.

Pasar dan toko kue bak surga dunia buat saya, Bun. Mata langsung berbinar melihat ragam kue berjajar di meja dan etalase toko. Jajanan masa kecil yang bikin ngintil dan ngengenin.

Ini nih ragam jajanan masa kecil yang saya paling suka;


Kue Putri Mandi



Di pasaran, kue putri mandi kadang dijumpai dengan warna ungu atau hijau, tapi yang saya dapat kemarin yang warna ungu namun rasa legit dan asin tetap sama enak dan gurihnya, nyam nyam.

Disebut putri mandi mungkin karena bentuknya yang cantik dengan berlumur santan kental berwarna putih di sekitarnya. Nama asli kue ini adalah kue buah inai.


Kue Thok


Sebutan lainnya kue ku atau kue kura-kura karena bentuknya yang oval kecil menyerupai tepurung kura-kura. Dulu kue ini selalu hadir dalam acara hajatan seperti khitanan, kenduri atau pun perkawinan.

Namun saat ini sudah dijual komersil di pasar atau toko kue. Isiannya dengan kacang hijau manis nambah sensasi saat menggigitnya. Makannya sambil nginget teman sekelas, dan kakak kelas yang ganteng. Ehh..


Kue Hawuk-Hawuk


Kue ini suka lengket-lengket di tangan. Mmmm, tapi di situ letak sensasi enaknya bun. Campuran tepung ketan putih, kelapa dan gula ngasih paduan yang mak nyus, apalagi sambil nyruput teh anget dan ditemani suami duduk menghadap tanaman di kebun yang makin menghijau.

Huhhh jadi kepingin kan. Tenang… untungnya hawuk-hawuk masih bisa ditemui di pasar meski agak sulit karena nggak tersedia setiap hari.


Kue Pertolo


Dahulu disebut kue putu mayang. Bahannya dari tepung beras, tapioka, kelapa dan gula. Kue ini sering juga disebut sebagai kue bulan puasa karena banyak ditemui atau banyak dijual saat bulan puasa.

Bentuknya sederhana dengan rasa yang enak tapi sayang langka ya bun. Legit manis pada kuahnya cocok untuk menu berbuka, andaikan tersedia di luar bulan Ramadhan pasti sudah kubeli untuk teman minum kopi ya bun, hehe.


Kue Cum-Cum


Yang satu ini agak berbeda dari jenis lainnya. Kulit luarnya kering seperti kripik berbentuk corong es. Taburan gula pasir menambah sensasi manisnya. Isiannya kurang lebih seperti isian kue sus atau seperti bubur sum sum. Rasanya tidak terlalu manis, jadi tidak menimbulkan efek eneg. 

Beberapa kreasi isian yang saya temui kini ada ragam rasa seperti coklat atau selai kacang. Nah kan, nah kan jadi kepingin lagi.

___ .. ___

Jajanan masa kecil yang selalu lekat di hati. Manis rasanya meninggalkan kesan yang ingin terus diulang. Lalu, ketika diri membutuhkan perhatian dan cinta, maka legitnyalah yang bisa mengobati.

Hayo jadi ngiler kan…

Nah, seperti apa jajanan masa kecil bunda?

Tatakan makanan keceh oleh @remainwoodcraft

 

5 Tips Perjalanan dengan Anak dan Balita di Era New Normal

 


Double Cabin Kintamani Tour, Juli 2020



Assalamualaikum Bunda Hebat…

Kali ini kita bahas tentang perjalanan di era new normal yuk.

Melakukan perjalanan di era peralihan dari masa pandemi ke era new normal (normal yang baru) seperti sekarang ini adalah sebuah pilihan yang seringkali membuat dilema para orangtua.

Satu sisi ingin bepergian, namun di sisi lain kita dihantui rasa khawatir dengan penyebaran virus yang tak nampak oleh kasat mata. Apalagi kalau bepergiannya membawa serta balita dan anak-anak. Wah! harus extra hati-hati ya Bun, mengingat beberapa wilayah di Indonesia masih memiliki catatan penderita Covid-19 yang cukup tinggi.

Apabila perjalanan tersebut tidak dapat dihindarkan atau bisa dikatakan mendesak, maka Bunda bisa terapkan lima tips berikut agar kesehatan keluarga terjaga dengan baik.

Tips tersebut dikhususkan untuk perjalanan yang memakan waktu yang cukup lama sekitar 12 jam keatas. Lima Berikut tipsnya :


***


Menyediakan Pakaian Ganti dan Handuk

Balita dan anak-anak mudah berkeringat dan gerah sepanjang perjalanan. Pada kondisi tertentu seperti suhu udara yang cukup tinggi, anak-anak dapat berkeringat meskipun berada di dalam kendaraan.

Bunda harus peka, jangan biarkan keringat tersebut menempel semenjak mulai perjalanan hingga tiba di tempat tujuan. Hal ini kurang baik untuk kesehatan pun kenyamanan si kecil.

Tapi kan repot Bun kalau harus buka koper atau tas pakaian di perjalanan?

Untuk hal ini Bunda bisa mensiasati dengan memisahkan pakaian di tas pakaian atau koper dengan pakaian ganti si kecil selama sepanjang perjalanan. Bunda bisa pisahkan dengan menggunakan tas kecil berukuran sedang  kemudian isi dengan 2 set pakaian lengkap mulai dari dalaman hingga pakaian luar, juga handuk, dan beberapa lembar pampers untuk balita.

Teknik memisahkan ini akan memudahkan Bunda saat membawa si kecil ke kamar mandi umum yang ada di rest area atau mushola. Hanya dengan membawa satu tas kecil tanpa perlu sibuk membongkar koper yang pastinya akan lebih cepat dan anti ribet. Si kecil jadi bersih dan segar, Bunda pun tak perlu repot J


                           Garuda Wisnu Kencana, 2018


Membawa Bekal Obat-obatan dan Handsanitizer

Mempersiapkan kotak P3K lengkap dengan obat-obatan yang biasa dipakai si kecil sudah menjadi satu ritual wajib bagi saya saat hendak merencanakan perjalanan jarak jauh. Walaupun kadang suka terpikir, “Ah, ngapain repot-repot ntar kalau perlu tinggal mampir aja apotik di pinggir jalan, beres deh.”

Sekilas mungkin tampak praktis ya Bun namun tak semudah kala menjalaninya. Saya alami tahun 2019 lalu saat kami melakukan perjalanan liburan akhir tahun ke kota Banyuwangi.

Saat itu saya lupa membawa salep ruam popok si kecil. Tanpa diprediksi sebelumnya, si kecil mengalami diare yang berujung terjadinya ruam di sekitar daerah vitalnya.

Setibanya di hotel tempat menginap, saya dan suami mencari salep yang biasa dipakai si kecil di apotik sekitaran hotel. Tak mendapatkan merk yang biasa dipakai kami pun memilih produk lain dengan fungsi yang sama.

Alhasil, ruam popoknya semakin parah dan si kecil terlihat murung karena tidak nyaman saat bergerak dan buang air kecil. Malam harinya kami berkeliling kota berharap menemui salep yang sama. Akhirnya kami baru berhasil mendapatkan di hari kedua, itu pun di sebuah apotik kecil di sudut kota.

Sungguh pelajaran yang berarti buat saya dan suami. Sejak itu saya jadi lebih teliti dalam mempersiapkan bekal terutama obat-obatan.

Selain obat-obatan, Bunda juga harus menyertakan handsanitizer dalam bentuk spray atau tissue basah. Bisa dipakai setelah mencuci tangan juga disemprotkan pada permukaan benda seperti setir mobil, handle pintu, dompet, pegangan tas,dan lain-lain.

Intinya semakin peka semakin baik. Karena menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan orang-orang di sekeliling kita.

  

Selektif memilih Tempat Istirahat

Kita harus lebih selektif dalam memilih rest area dan tempat mandi si kecil. Seperti yang dianjurkan pakar kesehatan untuk menghindari kerumunan.

Kalau kami sekeluarga selalu menyinggahi Utama Raya yang berlokasi di perbatasan Situbondo dan Probolinggo. Tempatnya luas, memungkinkan bagi kita untuk menjaga jarak dengan tamu lainnya, dilengkapi dengan mushola dan toilet yang bersih. Café yang menyediakan berbagai makanan dan minuman bisa jadi teman rehat yang asik.

Fasilias dan yang lainnya bisa dibaca di sini.

 

Memperhatikan Asupan Makanan

Memperhatikan apa yang dimakan oleh anak-anak amatlah penting. Perjalanan akan mendorong anak-anak mengkonsumsi snack dengan kadar garam dan gula yang tinggi. Tentu agak sulit melarangnya ya Bun. 

Cara paling jitu yaitu dengan mencontohkannya, bawalah bekal makanan sehat yang diolah sendiri dari rumah. Kalau kami sekeluarga suka membawa dimsum kukus, nasi merah dan buah potong. Kalau Bunda sekalian suka bawa bekal apa?

 

Konsumsi Air Putih

Minum cukup air putih sepanjang perjalanan dapat menghindarkan diri dari dehidrasi. Dehidrasi dapat ditandai dengan kehausan yang amat sangat dan tubuh terasa lemas. Berada dalam kendaraan dalam waktu lama kadang membuat abai dengan signal haus yang sebenarnya sudah dirasakan. Cara paling aman dengan membawa botol minum dari rumah, minum setiap beberapa menit dan jangan menunggu saat haus saja.


Semuanya itu tak lain adalah bentuk ikhtiar kita dalam menjaga diri. Dengan niat baik dan usaha nyata semoga kita semua diberkahi kesehatan. Aamiin...


***


Nah, gimana tipsnya Bun semoga bermanfaat ya. Boleh dicoba di perjalanan berikutnya J J

Salam sehat untuk semuanya ❤


Resensi Novel Orang - Orang Biasa (Ordinary People)

 




Judul : Orang-orang Biasa (Ordinary People)

Penulis : Andrea Hirata

Cetakan : Pertama bulan Februari 2019

Penerbit : PT. Bentang Pustaka

Halaman : xii + 300

Genre : Fiksi

ISBN : 978–602–291–524-9

 

“Fiksi bukan sekadar mengadakan yang tidak ada, fiksi adalah cara berfikir.”

-         Andrea Hirata -

 

“Mereka yang ingin belajar tak bisa diusir.”

Sebuah buku yang dipersembahkan untuk seorang anak miskin yang cerdas dan kegagalan getir masuk universitas kedokteran.

 

***

 

Novel ke-10 karya Pak Cik, Andrea Hirata ini memiliki nuansa budaya dan sosial yang kental. Ya, seperti novel-novelnya yang lain di Tetralogi Laskar Pelangi mengangkat kisah sekumpulan sahabat di kota Belitung. Gaya bahasa melayu yang secara konsisten diusungnya membuat pembaca langsung mengenali inilah rupa dari kekhasan seorang Pak Cik.

Sepuluh tahun berselang setelah dibuat terkesima oleh novel Pak Cik sebelumnya seperti Laskar Pelangi, Edensor, Sang Pemimpi, dan Mariamah Karpov saya kembali dibuat jatuh hati pada karyanya ini, Orang-orang Biasa.

Resensi akan diulas dalam bentuk point yang saya pribadi anggap penting dan berkesan. Empat (4) point penilaian yang merupakan opini diri sebagai pembaca dan pemulia buku.


Point 1 : Ragam Tokoh

Di Novel ini, Pak Cik menampilkan cukup banyak tokoh.

Tokoh Protagonis :

Mulai dari 10 sekawanan orang-orang bodoh, lugu, penghuni barisan belakang bangku sekolah. Mereka adalah Honorun, Debut, Sobri, Salud, Handai, Tohirin, Rusip, Nihe, Junilah dan Dinah. Kemudian ada Inspektur Rojali, sersan P. Arbi, Anak Dinah, pegawai bank, Guru Akhirudin, Cynthiya (tokoh fiktif dibalik tercetusnya tarian 1000 topeng monyet), beberapa guru lainnya dan beberapa tokoh figuran lainnya.

Penulis yang memasukkan banyak tokoh dalam tulisannya pastilah jadi proses menulis yang cukup menantang. Menandai kepribadian mereka, berhati-hati dalam menciptakan adegan karena kalau kurang teliti bisa saja tokoh-tokoh itu saling tertukar.

Dalam hal ini saya acungi jempol pada Pak Cik karena berhasil memberi nyawa pada tiap tokohnya dengan keunikan karakter masing-masing. Karakter yang bukan hanya tempelan tapi diulas berulang dan membaur menjadi kebiasaan dari tokoh tersebut.

Misalnya:

Handai yang memang suka berandai-andai yang kerjanya hanya berkhayal. Cita-citanya ingin jadi motivator padahal nyatanya dia sendiri yang layak mendapat motivasi walaupun hanya sekedar untuk menamatkan sekolah.

Dinah yang sederhana dengan cita-cita besar ingin menguliahkan anaknya di Fakultas Kedokteran. Karakternya yag sederhana, gigih bekerja tergambar dari tiap adegan kerja keras mulai dari menjual mainan anak-anak sampai memberanikan diri meminjam uang ke bank meski ditolak telak karena gagal meyakinkan petugas bank tentang kemampuannya membayar hutangnya kelak.

Inspektur Rojali, aparat yang pecinta berat Shah Rukh Khan digambarkan selalu berkacamata hitam, gaya nyentrik, meski tetap sederhana dengan motor butut yang perlu beberapa kali engkolan untuk bisa menghidupkan mesinnya.

Tokoh Antagonis :

Trio Bastradin, Kwartet Mul, informan Dragonudin (yang akhirnya menjadi baik dan informan khusus utusan Inspektur penggemar Shah Rukh Khan).

Perut saya dibuat ketawa geli dengan kekhasan yang Pak Cik berikan pada Dragonudin, seorang informan kepercayaan Inspektur Rojali yang awalnya jahat lalu memilih isyarat dan bekerjasama dengan Polisi. Gaya sok tau saat merekam pembicaraan Mul pada bab Sila Bicara bikin saya geli dengan kepolosan atau tepatnya kebodohan informan dadakan tanpa basic ilmu apapun.

Point 2 : Beberapa Bab yang Menarik Perhatian

Pilihan bab ini murni berdasarkan kesan yang didapat setelah membaca isinya. Bukan karena mengesampingkan bab lainnya karena keseluruhan bab tetaplah saling terkait.

1.      Lebih Yakin dari Matahari Terbit



Beberapa diksi menarik seperti; Manusia punya hak untuk memiliki keinginan, sebuah cita-cita besar dalam dirinya terlepas dari benar atau salah, cita-cita baik atau buruk, terlampau tinggi hingga terasa mustahil untuk dicapai.

Sebuah harapan yang mungkin terlalu tinggi yang mebuatnya mustahil bahkan hanya sebatas ucapan.

 

2.      Seakan Tak Ada Hari Esok



Keberhasilan bukan hanya milik mereka yang dikaruniai kepintaran sejak lahir. Itu pun juga hak mereka yang gigih berusaha dengan tekun, walau bergerak dalam ruang sempit akibat keterbatasan.

Dalam bab ini digambarkan 10 kawanan memiliki markas tempat mereka berkumpul merencanakan misi perampokan di dalam satu bilik ruangan belapis kulit telur sebagai peredam suara.

 

3.      Orang-orang Biasa (OOB)


Seperti judul novel, bab ini amat sederhana, dengan retetan dialog antara Aini dan Inspektur Rojali di Warung Kopi Kuli tempat Aini bekerja sebagai pelayan.

“Siapa namamu, Nang?”

“Aini, Pak.”

“Tak sekolahkah?”

“Sudah tamat, Pak.”

“Tamat darimana?”

“SMA, Pak.”

“Tak kuliahkah atau ikut kursus misalnya?”

Pertanyaan yang cepat-cepat diurungkannya. Bagaimana berfikir untuk kursus, mungkin untuk makan saja dia berjuang getir.

 

Aini tersenyum getir. Ingin menceritakan nasib pendidikanya, teringat dia akan ayah dan adiknya. Terlalu pahit semua itu untuk diceritakan.

 

Inspektur lekas membayar kopi yang diminumnya. Dimintanya Aini memiliki uang kembalian dengan harapan dia bisa menabung untuk kelak bisa dipakai sekolah atau hanya sekadar kursus. 

Di dalam saku apron Aini tersimpan lipatan kertas, sebuah brosur sekolah kedokteran, seperti sebuah harapan darinya orang biasa. 

                                                           

4.      1.000 Topeng Monyet



Guru Akhirudin, akrabnya dipanggil guru Akhir. Guru Seni nyentrik dengan idealisme yang membumbung tinggi, sepertinya dunia ada di genggaman dan siap diatur sesuka hati.

Malang, kenyataan di lapangan tidaklah seindah title yang tertera di selembar ijasah D-3 Seni. Guru akhir dihadapkan pada lingkungan bebal seni, tak memihak pada ide-ide kreatifnya, saran-saran yang hanya diabaikan, belum lagi pemerintah yang mengelola seni macam orang berpolitik.

Baginya, tak ada pembunuhan yang paling berdarah dingin membunuh kreativitas selain rutinitas.

 

5.      Tidaklah Selamanya Sulit



Mengetahui anaknya tak lulus tes masuk perawat membuat getir hatinya. Sesuatu yang begitu diinginkan anaknya belum bisa terwujud tahun itu. Tawaran untuk menerima jalur khusus dari pihak sekolah pun ditolaknya.

“Jalur khusus pejabat katanya petugas administrasi siang itu.”

Tapi, saya bukan pejabat, Bu. Saya hanya polisi biasa.”

“Iya, Inspektur bisa memakai jalur ini supaya anak bapak bisa diterima.”

“Maaf bu, saya tidak bisa menerima. Biarlah anak saya kembali ke Belantik. Menuggu test tahun depan atau memilih sekolah SMA biasa di sini.”

 

 Point 3 : Alur Cerita

Tone cerita terasa lambat di beberapa bab. Kondisi yang cepat membuat bosan pembaca dan memilih melewatinya.

Tapi, please urungkan ya. Setiap bab punya kisahnya. Setiap kisah ada sebab akibatnya. Satu rangkaian yang membuat cerita ini hidup. Bahkan banyak dialog yang membelakakkan mata hati kita tentang realitas hidup mereka orang-orang biasa.


Point 4 : Pesan & Makna

Pesan khusus untuk mereka yang memiliki mimpi yang tinggi untuk terus berusaha jangan minder karena keadaanmu yang sekarang. Kata-kata motivasi yang terdengar klise tapi manjur kalau dilakukan dengan tekad kuat. Mereka yang gigih akan mengalahkan kepintaran. Tak percaya, lekas buktikan sendiri.

Juga tentang peran orang tua orangtua yang harus selalu mendukung cita-cita anaknya. Keterbatasan bukan alasan membunuh impian mereka, tentang sahabat tanpa pamrih, kepolosan keluguan juga kritik dan sentilan sosial bagi mereka yang terlihat glamor di luar dengan memilih pekerjaan haram.

Jangan pernah meremehkan mereka yang sering kita labeli dengan orang-orang biasa, namun seketika nanti mereka bisa melakukan sesuatu yang nyata, perubahan tanpa pernah kita sadari sebelumnya

***

 

Postingan Populer

Cari Blog Ini